BANGUNAN BERSEJARAH DI KOTA MALANG

Kota Malang memiliki banyak sekali bangunan bersejarah yang dibangun pada masa penjajahan Belanda. Ada beberapa bangunan bersejarah yang dapat dikunjungi oleh masyarakat, tetapi beberapa bangunan bersejarah juga sudah ada yang tidak beroperasi sehingga tidak dapat dikunjungi oleh masyarakat.

Tidak hanya berupa fasilitas publik seperti tempat ibadah, museum, dan lainnya, bangunan bersejarah di Kota Malang juga ada yang berupa sekolah dan hingga kini masih tetap beroperasi.

Berikut bangunan – bangunan bersejarah di Kota Malang:

  1. Museum Brawijaya

Museum Brawijaya adalah salah satu destinasi wisata bersejarah yang wajib dikunjungi ketika berada di Kota Malang. Terletak di Jl. Ijen No. 25 A, gagasan untuk mendirikan Museum Brawijaya ini muncul pada tahun 1962 atas inisiatif Brigjen TNI (Purn) Soerachman, mantan Pangdam V/Brawijaya. Beliau memiliki visi untuk menciptakan sebuah tempat yang dapat menjadi saksi bisu atas perjuangan bangsa Indonesia, khususnya di wilayah Jawa Timur.

Museum ini dibangun pada tahun 1967 diresmikan pada 4 Mei 1968. Nama “Brawijaya” diambil dari nama Kodam V/Brawijaya yang merupakan salah satu komando daerah militer di Indonesia. Selain itu, museum ini memiliki sesanti “Citra Uthapana Cakra” yang berarti “sinar yang membangkitkan semangat atau kekuatan”. Sesanti ini mengandung makna bahwa museum diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi dan semangat bagi generasi muda untuk terus melanjutkan perjuangan bangsa.

Koleksi yang tersimpan pada Museum Brawijaya ini adalah sebagai berikut:

  1. Senjata

Berbagai jenis senjata tradisional hingga modern yang digunakan saat perang ada dalam museum ini, contohnya seperti Keris, Tombak, hingga Senjata Api

B. Kendaraaan Militer

Kendaraan Militer seperti Tank dan Jeep yang digunakan saat pertempuran masih tersimpan dan terawat dengan baik di museum ini

C. Foto Sejarah

Kumpulan dokumentasi atau foto – foto perjuangan pertempuran lalu tentunya ada dalam Museum Brawijaya ini. Tidak hanya itu, pengunjung juga bisa melihat adegan-adegan pertempuran dalam diorama Museum Brawijaya

Untuk menuju Museum Brawijaya ini dari Savana Hotel & Convention Malang hanya cukup ditempuh dalam waktu 10 menit saja. Yang dapat ditempuh dengan menggunakan transportasi umum ataupun transportasi pribadi.

2. Graha Tumapel

Graha Tumapel adalah salah satu ikon Kota Malang yang menyajikan perpaduan unik antara arsitektur modern dan nilai-nilai budaya Jawa. Gedung megah ini menjadi pusat berbagai kegiatan seni, budaya, dan sejarah. Apalagi, lokasi Graha Tumapel ini berada di tengah kota yang beralamat di Jl. Tumapel No.1, Kiduldalem, Klojen, Kauman, Kec. Klojen, Kota Malang, Jawa Timur 65119, yang terletak di tengah kota dan hanya berjarak 1,8 KM dari Savana Hotel & Convention Malang.

Nama “Tumapel” diambil dari nama kerajaan Hindu-Buddha yang pernah berdiri di wilayah Malang pada abad ke-13. Kerajaan Tumapel merupakan salah satu kerajaan besar di Nusantara pada masanya. Dengan demikian, nama Graha Tumapel memiliki makna sebagai penghormatan terhadap sejarah dan kebudayaan Malang.

Gedung Graha Tumapel didirikan dengan tujuan untuk melestarikan dan mengembangkan seni budaya Jawa, serta menjadi pusat kegiatan masyarakat.

Graha Tumapel dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang mendukung kegiatan seni dan budaya, antara lain:

  1. Gedung pertunjukan
  2. Ruang Pertemuan
  3. Perpustakaan
  4. Galeri Seni

3. Alun-alun Tugu Malang

Alun-alun Tugu Malang adalah salah satu ikon Kota Malang yang wajib dikunjungi. Alun-alun ini memiliki banyak pepohonan rindang yang membuat suasana menjadi sejuk dan nyaman, banyak orang memanfaatkan Alun-alun Tugu ini untuk bersantai, berolahraga, atau sekadar menikmati suasana kota.

Akses ke Alun-alun Tugu Malang sangat mudah karena dilewati oleh berbagai jenis transportasi umum, bahkan lokasi ini hanya berjarak 1,6 KM dari Savana Hotel & Convention Malang, yang dapat ditempuh dalam waktu 7 menit saja.

Alun-alun Tugu Malang ini awalnya dibangun pada tahun 1920 oleh seorang arsitek Belanda bernama Thomas Karsten. Pada masa itu, alun-alun ini dikenal dengan nama Alun-alun Bunder karena bentuknya yang melingkar. Tujuan pembangunannya adalah untuk menghormati Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen yang pernah mendirikan Kota Batavia (Jakarta).Namun, setelah Indonesia merdeka, tepatnya pada tahun 1946, muncul inisiatif untuk membangun sebuah tugu di tengah alun-alun. Peletakan batu pertama dilakukan oleh Gubernur Doel Arnowo. Sayangnya, pada masa agresi militer Belanda I, tugu ini sempat hancur. Namun, semangat masyarakat Malang untuk memiliki tugu sebagai simbol kota tidak padam. Pada tahun 1953, tugu tersebut dibangun kembali dan diresmikan oleh Presiden Soekarno. Sejak saat itu, alun-alun ini dikenal dengan nama Alun-alun Tugu.

Tugu Malang memiliki makna yang mendalam. Tugu ini melambangkan semangat juang dan persatuan masyarakat Malang. Bentuknya yang menjulang ke atas juga menjadi simbol cita-cita yang tinggi untuk mencapai kemajuan.

4. RSUD Lavalette Malang

RSUD Lavalette Malang menjadi saksi bisu perkembangan kesehatan di Kota Malang. RSUD Lavalette Malang merupakan salah satu rumah sakit tertua di Kota Malang, bahkan di Jawa Timur. Didirikan pada tahun 1918 oleh para pengusaha perkebunan besar yang tergabung dalam sebuah yayasan bernama Stichting Malangsche Ziekenverpleging, rumah sakit ini memiliki sejarah yang panjang dan menarik.

Awalnya, rumah sakit ini dibangun sebagai klinik kesehatan untuk melayani para pekerja perkebunan yang tersebar di wilayah Malang dan sekitarnya. Nama Lavalette diambil dari nama pendiri yayasan, yaitu Mr. G. Chr. Renardel de Lavalette. Beliau merupakan sosok penting dalam pembangunan dan pengembangan klinik ini. Bangunan RS Lavalette yang masih berdiri hingga kini mencerminkan arsitektur kolonial Belanda yang khas, dengan desain yang kokoh dan elegan.

Namun, seiring berjalannya waktu, klinik kesehatan ini terus berkembang dan akhirnya berubah status menjadi rumah sakit. Selama masa perang, RS Lavalette berperan penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada para korban perang dan setelah Indonesia merdeka, kepemilikan RS Lavalette mengalami beberapa kali peralihan hingga akhirnya menjadi milik negara.

Berlokasi di Jl. W.R. Supratman No.10, Rampal Celaket, Kec. Klojen, Kota Malang, Jawa Timur 65111, jarak tempuh RSUD Lavalette Malang dengan Savana Hotel & Convention Malang dapat dibilang cukup dekat, karena bisa ditempuh dalam waktu 2 menit saja

5. Sekolah Cor Jesu

Sekolah Cor Jesu Malang memiliki sejarah panjang yang dimulai sejak awal abad ke-20. Terletak di Jl. Jaksa Agung Suprapto No.55, Samaan, Kec. Klojen, Kota Malang, Jawa Timur 65112, sekolah Katolik ini didirikan oleh para biarawati Ursulin dengan tujuan untuk memberikan pendidikan berkualitas bagi anak-anak, terutama anak perempuan. Sejarah Cor Jesu Malang dimulai pada awal abad ke-20 ketika para suster Ursulin pertama kali tiba di Malang. Mereka melihat potensi besar untuk mengembangkan pendidikan di kota ini. Awalnya, para suster mendirikan taman kanak-kanak untuk memberikan pendidikan dasar bagi anak-anak usia dini. Seiring berjalannya waktu, sekolah ini terus berkembang dan mendirikan sekolah dasar, sekolah menengah pertama, hingga akhirnya mendirikan sekolah menengah atas dan sekolah menengah kejuruan.

Sepanjang sejarahnya, Sekolah Cor Jesu Malang juga menghadapi berbagai tantangan, seperti perubahan zaman, perkembangan teknologi, dan persaingan yang semakin ketat di dunia pendidikan. Namun, sekolah ini terus beradaptasi dan mengembangkan diri untuk tetap menjadi sekolah yang relevan dan berkualitas. Saat ini, Sekolah Cor Jesu Malang telah menjadi salah satu sekolah favorit di Kota Malang. Sekolah ini memiliki fasilitas yang lengkap, tenaga pengajar yang berkualitas, dan suasana belajar yang kondusif.