Kota Malang memliki nilai sejarah yang cukup menawan dan menarik, seperti dari segi bangunan ibadah, gedung perkantoran peninggalan masa perang dan penyebaran agama oleh tokoh-tokoh Nasional. Ada beberapa tempat ibadah bersejarah di Kota Malang yang dapat anda kunjungi untuk beribadah, Selain dapat beribadah, anda juga dapat melihat langsung lebih dekat arsitektur unik yang masih ada dan terawat hingga saat ini.
- Masjid Agung Jami’ Malang

Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, Masjid Agung Jami’ Malang adalah salah satu ikon kota Malang. Arsitekturnya yang unik, memadukan gaya Jawa dan Arab, menjadikannya salah satu masjid tertua dan terbesar di Malang. Letaknya yang strategis di pusat kota membuatnya mudah diakses. Tepat berada di depan masjid juga terdapat taman kota, yang biasa disebut warga Alun – Alun Malang. Taman kota ini juga biasa dipergunakan dalam kegiatan keagamaan umat muslim seperti sholat Idul Fitri dan sholat Idul Adha. Masjid ini juga menyediakan air siap minum yang bersumber langsung dari mata air artesis Masjid Agung Jami. Bagi anda yang ingin mengunjungi ke Masjid Agung Jami’ Malang anda hanya perlu waktu 10 menit berkendara dari Savana Hotel & Convention Malang.
- Masjid Sabilillah

Masjid Sabilillah memiliki sejarah yang erat kaitannya dengan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dulunya, masjid ini digunakan sebagai markas dan tempat menyusun strategi perang oleh para pejuang. Kini, Masjid Sabilillah menjadi saksi bisu perjuangan para pahlawan di era sejarah 10 November 1945. Sebelum berdirinya Masjid Sabillilah para alim ulama’ bergabung dalam laskar sabillilah dan para pejuang lainnya dengan gagah berani menuju Surabaya untuk ikut bertempur melawan penjajah, kisah tersebut kita kenang sebagai Hari Pahlawan. Dengan maksud dan keinginan luhur untuk menghormati dan mengabadikan ketaqwaan para ulama’, serta untuk meneladani semangat kepahlawanan perjuangan dalam membela agama bangsa dan tanah air, maka pada tanggal 8 Agustus 1974 mulai dibangunlah masjid yang diberi nama Masjid Sabilillah dibawah pimpinan KH.Masjkur yang dahulu memimpin laskar Sabilillah.
Di dalam Masjid Sabilillah tersirat masa perjuangan arek-arek Malang. Seperti jumlah pilar masjid sebanyak 17 buah yang melambangkan tanggal 17, lantai sampai ke atap tingginya delapan meter melambangkan bulan delapan atau Agustus. Lebar masjid dan tinggi menara yang 45 meter melambangkan tahun perjuangan bangsa Indonesia yakni tahun 1945.
Masjid ini terletak di jalan Jendral A. Yani, Kecamatan Blimbing Kota Malang. Waktu tempuh anda hanya 10 menit berkendara dari Savana Hotel & Convention Malang.
- Masjid Bungkuk (At-Thohiriyah)

Masjid Bungkuk atau Masjid At-Thohiriyah adalah masjid tertua di Malang. Didirikan pada abad 18 Masehi oleh Kiai Hamimuddin, beliau merupakan salah satu laskar Pangeran Diponegoro dalam masa perang Jawa yang singgah di kawasan Singosari. masjid ini memiliki sejarah yang menarik terkait dengan penyebaran Islam di Malang dan perjuangan Pangeran Diponegoro.
Meskipun bangunannya telah mengalami beberapa renovasi, namun arsitektur aslinya masih dapat terlihat dan dipertahankan, Seperti 4 pilar yang berada di dalam masjid. 4 Pilar beratap tersebut dulunya sebuah gubuk kecil yang dipergunakan oleh Kiai Hamimuddin untuk menyebarkan agama Islam dimana kala itu mayoritas beragama Hindu.
Kehadiran Kiai Hamimuddin menjadi perbincangan warga sekitar kala itu, kegiatan peribadatan yang dibawa oleh beliau dinilai sebagai hal baru. Seperti gerakan rukuk dan sujud dalam ritual sholat yang dilakukan oleh beliau, warga kala itu menyebutnya dengan istilah “bungkuk-bungkuk” maka kemudian Kiai Hamimuddin dipanggil mbah Bungkuk, dan kawasan tersebut juga diberi nama kawasan Bungkuk. Masjid Bungkuk ini berada di Kelurahan Pagentan, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Bagi anda yang sedang menginap di Savana Hotel & Convention Malang anda perlu menempuh waktu 20 menit berkendara.
- Masjid Tiban Turen

Masjid Tiban Malang adalah salah satu bangunan keagamaan yang paling unik dan menarik di Indonesia, terutama di Jawa Timur. Nama “Tiban” sendiri mengacu pada mitos yang berkembang di masyarakat, yaitu masjid ini seolah-olah “tiba-tiba ada” tanpa adanya proses pembangunan yang terlihat oleh masyarakat umum. Masjid Tiban sebenarnya merupakan bagian dari Pondok Pesantren Salafiah Bihaaru Bahri Asali Fadlaailir Rahmah, yang lebih dikenal dengan sebutan Pondok Bi Ba’a Fadlrah. Pondok pesantren ini didirikan pada tahun 1963 oleh Kiai Haji Ahmad Bahru.
Proses pembangunan masjid dilakukan secara bertahap dan unik. Konon, para santri dan warga sekitar bekerja tanpa menggunakan rancangan arsitektur yang jelas. Setiap bagian masjid dibangun berdasarkan petunjuk spiritual dari sang kiai. Material bangunan pun sederhana, yakni tanah liat dan lumpur yang diolah secara manual. Arsitektur Masjid Tiban sangat khas dan unik. Tidak ada pakem atau aturan baku dalam pembangunannya. Ornamen dan hiasannya pun sangat beragam dan penuh makna simbolik.
Masjid Tiban terletak di Desa Sananrejo, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang. Meski terletak cukup jauh dari pusat Kota Malang, yakni berjarak 27,2 KM dari Savana Hotel & Convention Malang, Masjid Tiban ini tetap menjadi salah satu destinasi wisata religi yang populer di Jawa Timur. Banyak wisatawan yang datang untuk berziarah dan menikmati keindahan arsitekturnya.