PERAYAAN ISRA’ MI’RAJ OLEH UMAT ISLAM DI INDONESIA

Isra’ Mi’raj adalah salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam yang terjadi pada Nabi Muhammad SAW. Peristiwa ini memiliki makna spiritual yang mendalam dan menjadi landasan bagi pelaksanaan ibadah sholat lima waktu bagi umat Islam.

Menurut sejarah, peristiwa ini terjadi pada tahun ke-10 kenabian, setelah Nabi Muhammad SAW mengalami berbagai cobaan, termasuk wafatnya istri tercinta, Khadijah RA dan paman beliau, Abu Thalib. Isra’ Mi’raj menjadi bentuk hiburan dan penguatan dari Allah SWT untuk Nabi SAW.

Dalam perjalanan Isra’, Nabi Muhammad SAW menaiki Buraq, hewan yang digambarkan lebih cepat dari kilat. Di Masjidil Aqsa, beliau memimpin sholat bersama para nabi. Kemudian, dalam Mi’raj, Nabi bertemu dengan beberapa nabi lainnya di setiap lapisan langit, seperti Nabi Adam, Nabi Isa, Nabi Musa, hingga Nabi Ibrahim. Puncaknya adalah pertemuan dengan Allah SWT, di mana Nabi menerima perintah sholat lima waktu.

Umat Islam di berbagai belahan dunia memperingati Isra’ Mi’raj pada malam 27 Rajab dalam kalender Hijriyah. Acara ini biasanya diisi dengan ceramah agama, pembacaan Al-Qur’an dan doa bersama untuk mengenang keutamaan peristiwa ini serta memperkuat semangat keimanan.

Oleh karena itu, umat Muslim di Indonesia dengan berbagai tradisi dan kegiatan yang khas. menjadikan perayaan ini sebagai momen untuk meningkatkan spiritualitas, mempererat silaturahmi, dan memperkuat nilai-nilai keislaman dalam kehidupan bermasyarakat.

Berikut adalah beberapa cara unik masyarakat Indonesia merayakan Isra’ Mi’raj di berbagai daerah:

  1. Tradisi Membaca Syair atau Kisah Islami

Di beberapa daerah, tradisi membaca syair atau kisah Nabi Muhammad SAW menjadi bagian dari peringatan Isra’ Mi’raj. Misalnya, di Jawa, tradisi ini dikenal dengan barzanji atau dziba’an, yaitu pembacaan pujian kepada Rasulullah SAW yang diiringi lantunan musik Islami.

  • Pawai Obor

Di sejumlah daerah, terutama di Jawa dan Sumatera, masyarakat merayakan Isra’ Mi’raj dengan pawai obor. Anak-anak dan remaja berkeliling kampung sambil membawa obor, melantunkan sholawat, dan memeriahkan suasana malam Isra’ Mi’raj.

  • Makan Bersama Dengan Hidangan Tradisional

Di beberapa daerah, perayaan Isra’ Mi’raj dilengkapi dengan makan bersama. Misalnya:

  • Di Jawa, ada tradisi membawa berkat atau nasi tumpeng untuk dibagikan kepada jamaah setelah pengajian.
  • Di Aceh, masyarakat memasak makanan khas seperti kuah beulangong.
  • Di Sulawesi, terdapat tradisi makan bersama dengan hidangan lokal setelah doa bersama.

Perayaan Isra’ Mi’raj di Indonesia tidak hanya berfungsi sebagai bentuk penghormatan terhadap peristiwa sakral dalam Islam, tetapi juga sebagai sarana memperkuat persatuan umat. Melalui berbagai tradisi dan kegiatan, masyarakat dapat berbagi kebahagiaan, menanamkan nilai-nilai keagamaan dan mempererat hubungan sosial.

Dengan keberagaman budaya di Indonesia, peringatan Isra’ Mi’raj menjadi bukti harmoni antara tradisi lokal dan ajaran Islam yang universal.